BAGANSIAPIAPI, Topindonesia.id - Aliansi Masyarakat Nelayan Rokan Hilir menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Kantor DPRD Kabupaten Rokan Hilir pada Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 10.30 WIB. Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas sulitnya nelayan memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar, yang sangat dibutuhkan untuk operasional melaut.
Pengamanan kegiatan yang dipimpin Kabag Ops Polres Rokan Hilir Kompol Afrizal dengan melibatkan 88 personel gabungan, baik terbuka maupun tertutup, termasuk negosiator dan rolakir. Massa berjumlah sekitar 100 orang yang datang dengan kendaraan roda dua, roda empat, serta membawa sejumlah spanduk tuntutan. Koordinator aksi diketahui bernama Rahman.
Dalam aksinya, para nelayan menyampaikan aspirasi mereka dan diterima langsung oleh jajaran DPRD Rohil, perwakilan Pemerintah Daerah, Dinas Perikanan, PT. SPRH, serta pihak SPBU. Tuntutan utama massa adalah memasok kebutuhan subsidi solar sebesar 16 ton per hari, karena selama ini pendistribusiannya dianggap terbatas dan sarat dugaan praktik mafia minyak.
Wakil Bupati Rohil, Jhonny Charles, BBA., MBA hadir untuk berdialog dengan massa. Ia menegaskan komitmennya mencari solusi, termasuk rencana memberikan tambahan modal sebesar Rp422 juta kepada PT. SPRH guna mendukung pembelian 64 ton solar. Selain itu, Pemda berjanji akan berkoordinasi dengan Pertamina, Polda Riau, dan Kejaksaan terkait pengoperasian kembali SPBU yang sempat terhenti.
Melalui musyawarah di ruang rapat DPRD, tercapai beberapa kesepakatan penting, yakni:
1. Pemda melalui Wakil Bupati mengalokasikan dana Rp422.697.928 khusus untuk pembelian solar sebanyak 64 ton.
2. Distribusi solar diprioritaskan untuk nelayan sebesar 16 ton/hari dan umum 4 ton/hari dengan pengawasan ketat.
3. Pihak SPBU diminta memastikan distribusi berjalan lancar menggunakan dua nozel yang tersedia.
4. Dinas Perikanan akan memverifikasi ulang seluruh rekomendasi nelayan agar tepat sasaran.
5. Pengawasan distribusi serta manajemen keuangan akan dikawal langsung oleh Wakil Bupati bersama Disperindagsar dan Bagian Ekonomi.
Aksi damai ini berlangsung aman, tertib, dan berakhir sekitar pukul 15.50 WIB. Situasi tetap terkendali berkat sinergi aparat kepolisian, pemerintah daerah, dan perwakilan nelayan.
(RTC/Adel)