![]() |
| Masykur Tarmizi |
PEKANBARU, Topindonesia.id - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Masykur Tarmizi menyebut, mulai hari ini menurunkan tim untuk menelusuri dugaan perundungan atau bullying di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 108 yang menyebabkan salah seorang siswa meninggal.
"Kita mulai turunkan tim, menurut kronologis kejadian-kejadian serta dugaan-dugaan yang terjadi," kata Masykur, Senin (24/11/2025).
Menurutnya, tim akan menggali informasi ke pihak sekolah, seperti kepala sekolah serta guru, juga teman-teman almarhum hingga orang tua.
"Tim juga kita perintahkan untuk menelusuri informasi dugaan adanya penyakit penyerta almarhum. Karena diakui orang tua, almarhum ini secara medis ada penyakit penyerta. Ini secara medis akan kita minta dari dokter yang menangani. Apakah ada faktor kekerasan yang diduga, atau memang penyakit bawaan," ulasnya.
Masykur mengatakan, sudah meminta pengumpulan keterangan dari tim, dan diberi waktu satu hari.
"Kita ingin informasinya utuh, kita tak bisa menduga-duga sekarang. Kita perlu informasi yang jelas. Prinsipnya Dinas Pendidikan tidak mentolerir apapun itu bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan," katanya.
Sebelumnya, Walikota Pekanbaru Agung Nugroho menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya bocah kelas 6 SD berinisial MA itu dan langsung melayat ke rumah duka, di Jalan Kesadaran, Kecamatan Bukit Raya, Ahad (23/11/2025).
Agung mengatakan, memang datang langsung setelah mendengar kabar dari Plt Kepala Disdik, dan langsung mengecek permasalahan yang simpang siur beredar.
"Setelah kita cek, kita cerita sama keluarganya, anak ini sebelumnya didiagnosa penyakit jantung walaupun tidak ada keturunan penyakit jantung. Almarhum sudah melakukan pengobatan di rumah sakit PMC," kata Agung.
Agung mengatakan, berdasarkan informasi dari keluarga menyampaikan bahwa almarhum sebelumnya sempat terlibat perkelahian, dan sudah didamaikan oleh kedua orang tuanya.
"Besok lebih pastinya saya sudah minta Disdik dan Diskes untuk bekerja sama dan datang ke PMC. Orang tua support, tak menyalahkan siapa-siapa. Kalaupun nanti ada lembaga resmi yang menyatakan bahwa anak ini kenapa-kenapa, itulah yang akan dipedomani. Misalnya anak ini meninggal karena kekerasan, tapi sudah ada dijelaskan oleh lembaga resmi, misalnya dari rumah sakit atau dari visum dari pihak kepolisian," paparnya.
Agung mengatakan, atas nama pemerintah kota mengucapkan permohonan maaf jika ada pendidik yang sedikit banyak yang tidak pas terhadap mendidik anak di sekolah.
"Saya minta maaf mewakili seluruh guru yang ada di Pekanbaru jika ada kelalaian dari guru," cakapnya.
"Tapi, kami tak hanya fokus pada sekolah tapi lebih fokuskan pada orang tua, karena perhatian ini tak bisa lagi anak-anak fokus pada sekolah. Karena orang tua itu pendidikan 80 persen ke anak, 20 persen sekolah. Jadi kami sampaikan ke masyarakat, kalau ada keluhan dari anak, maka cepat direspon," katanya.
(Cc/Adel)
