BENGKALIS, Topindonesia.id – Pemerintah Kabupaten Bengkalis terus meningkatkan kesiapsiagaannya dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tengah melanda sejumlah wilayah. Sebagai bentuk respons cepat, Bupati Bengkalis melalui Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik, Ed Efendi, mengikuti Rapat Monitoring Situasi Terkini Penanganan Karhutla di Beberapa Wilayah Indonesia Tahun 2025, yang dilaksanakan secara nasional melalui Zoom Meeting pada Senin, 28 Juli 2025, pagi.
Rapat yang dipusatkan di Aula Kantor BPBD Bengkalis ini juga dihadiri Kapolres Bengkalis diwakili Kepala Bagian Operasi (Kabag OPS) Polres Bengkalis, Kompol Nurman, Dandim 0303/Bengkalis diwakili Pasi Ops Lettu Inf. Agus Dani, Kepala BPBD Supandi, Plt Kabid Kedaruratan H Arnizam, Kepala Bidang Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Bengkalis, Sri Hartati dan undangan lainnya.

Secara nasional, rapat ini dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Raja Juli Antoni, dan didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto.
Dalam arahannya, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto mengingatkan bahwa puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus, sehingga kewaspadaan dan upaya pencegahan Karhutla harus lebih ditingkatkan di seluruh daerah yang rawan. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan semua unsur, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat di lapangan.

Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Bengkalis per 27 Juli 2025, tercatat, untuk Kabupaten Bengkalis ada Jumlah titik hotspot (conf. ≥70%): 26 titik, Jumlah kejadian Karhutla: 12 kejadian, Total luas lahan terbakar: 72,8 hektare.
Saat ini situasi Karhutla di Kabupaten Bengkalis berhasil dikendalikan berkat dukungan dan kolaborasi tim Satgas Gabungan, yang terdiri dari BPBD, Pemadam Kebakaran, TNI, Polri, serta Masyarakat Peduli Api (MPA). Upaya pemadaman dan pendinginan terus dilakukan, terutama di wilayah dengan kerawanan tinggi seperti Kecamatan Bengkalis, Pinggir, dan Bathin Solapan.

Staf Ahli Ed Efendi dalam keterangannya juga menegaskan bahwa sinergi seluruh elemen menjadi kunci utama dalam pengendalian Karhutla. “Koordinasi lintas sektor, respon cepat, dan keterlibatan aktif masyarakat adalah kekuatan utama kita dalam menghadapi bencana ini,” ujarnya.
Rapat ini menjadi momentum evaluasi dan penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah guna memastikan penanganan Karhutla berjalan optimal, terlebih menjelang puncak musim kemarau.
(Adv)